Kamis, 30 Agustus 2007
Info mengenai Jurnal Antropologi
di 16.26 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 2 komentar
Rabu, 29 Agustus 2007
Selamat Datang Mahasiswa Antropologi tahun 2007
di 13.20 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 1 komentar
Sinopsis Mata Kuliah Jurusan Antropologi
Mata kuliah yang masuk ke dalam kurikulum Antropologi saat ini berjumlah sekitar 54 mata kuliah. Berikut ini daftar sinopsis beberapa mata kuliah yang menjadi acuan/wajib yang harus diambil dalam perkuliahan per semester oleh mahasiswa Antropologi.
Sinopsis Mata Kuliah Jurusan Antropologi
1 Mata Kuliah Wajib
1. Agama Islam
HKU 141
2 SKS
“ Mata kulliah Agama Islam bertujuan agar mahasiswa Antropologi memahami prinsip-prinsip dan hubungan satu sama lain antara aspek-aspek ajaran Islam (akidah, ibadat, muamalat, akhlak/tasauf), dan relevansinya untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehingga mahasiswa Antropologi terdorong untuk lebih mendalami, meyakini, mengamalkan dan mencitainya”.
2. Pancasila
HKU 146
2 SKS
“ Mahasiswa mampu menjelaskan dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara”.
3. Kewarganegaraan
HKU 147
3 SKS
“ Mahasiswa aktif dalam menanggapi masalah sosial dan berpartisipasi aktif mengatasinya”.
4. Bahasa Indonesia dan Tehnik Penulisan
ISF 513
3 SKS
“ Mahasiswa mampu menerapkan kaedah-kaedah bahasa yang benar dan baku dalam karya ilmiah”.
5. Dasar-dasar Filsafat Ilmu Sosial
ISF 505
3 SKS
“ Mata kuliah ini merupakan pembahasan mengenai berbagai jenis logika (seperti logika deduksi, induksi, simbolik, semantik, matematik, ilmiah) dengan penekanan kepada logika ilmiah. Dari perkuliahan ini diharapkan mahasiswa Antropologi mampu menjelaskan persamaan/perbedaan berbagai jenis logika, kelebihan satu dari yang lainnya dan menerapkan filsafat yang benar dalam kehidupan sehari-hari dan kajian sosial”.
6. Pengantar Antropologi
ISA 101
3 SKS
“Mata kuliah ini diharapkan dapat mengantarkan mahasiswa untuk memahami dasar-dasar pengetahuan tentang pengertian antropologi, sifat dan ruang lingkup studi antropologi, petumbuhan dan perkembangan serta kaitannya dengan ilmu sosial lainnya. Masalah pokok dan bidang-bidang kajian ilmu antropologi, kegunaan antropologi termasuk perkembangan di Indonesia”.
Daftar Pustaka
1. Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, Rineka Cipta, Jakarta, 1996
2. T.O. Ihromi, Antropologi Budaya, Gramedia, Jakarta, 1980
3. Roger M. Keesing, Antropologi Budaya : Suatu Perspektif Kontemporer, Erlangga, Jakarta, 1992.
4. William A. Haviland, Antropologi, Jilid 1-2, Erlangga, Jakarta, 1999.
7. Sistem Sosial Budaya Indonesia
ISA 405
3 SKS
“ Mata kuliah ini membahas mengenai konsep-konsep dasar ilmu sosial, studi sistem sosial, masalah-masalah pokok sistem sosial, pendekatan teoritis untuk studi sistem sosial, struktur dan sistem sosial masyarakat Indonesia, masalah imtegrasi nasional serta aspek-aspek nilai budaya dan historis yang turut mempengaruhinya”.
Daftar Pustaka
Geertz, Hildred, 1981, Aneka Budaya dan Komunitas Indonesia, YIIS dan FIS-UI, Jakarta
Nasikun, 1995, Sistem Sosial Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta
Taneko, B. Soleman, 1994, Sistem Sosial Indonesia, CV Fajar Agung, Jakarta.
Ritzer, George, 1985, Sosiologi Berparadigma Ganda,Rajawali Pers, Jakarta.
Poloma, M. Margaret, 1992, Sosiologi Kontemporere\, Rajawali Pers, Jakarta.
8. Azas-azas Manajemen
ISF 501
3 SKS
“ Mata kuliah ini memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada mahasiswa Antropologi tentang dasar-dasar Manajemen berupa pengertian manajemen, sejarah perkembangan manajemen, pendekatan, sarana, tingkatan, prinsip, mazhab dan fungsi manajemen”.
9. Hukum Adat
ISA 407
3 SKS
“Mata kuliah Hukum Adat merupakan mata kuliah yang membahas adat dan hukum adat, di dalam setiap tahap perkembangan hukum adat, dualisme dalam hukum adat dan hukum adat sebagai suatu kaidah. Selain itu, dibahas mengenai hukum kekeluargaan adat yang meliputi keturunan, hubungan anak dengan orangtua, hubungan anak dengan keluarga dalam sistem patrilineal, matrilineal dan parental serta pemeliharaan anak piatu dan adopsi.
Kuliah ini didukung pembahasan mengenai hukum perkawinan adat yang meliputi bentui dalam hukum perkawinan dalam masyarakat keibuan, kebapaan serta persoalan yang sehubungan dengan hukum perkawinan. Pemahaman hukum adat waris yang meliputi pengertian hukum adat waris, sistematik, harta waris yang terbagi dan tidak terbagi.
Mahasiswa juga diharapkan dapat menjelaskan tentang hukum harta perkawinan yang melingkupi fungsi harta perkawinan dimana terdapat 4 golongan harta dalam perkawinan dan menjelaskan tentang pembangunan hukum adat”
Daftar Pustaka
1. Hilman Hadikusuma, 1987, Hukum Kekerabatan Adat, Fajar Agung Jakarta.
2. Koentajaraningrat, Kebudayaan Mentalitas, Gramedia, Jakarta, 1990.
3. H. Mohn Koesnoe, 1992, Hukum Adat Suatu Model Hukum, Mandar Maju.
4. Soekanto, 1985, Meninjau Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta.
5. Surojo Wignjo Dipuro, 1982, Pengantar dan Azas-azas Hukum Adat, Gunung Agung, Jakarta.
6. Soerjono Soekanto, 2000, Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta.
7. Tamakiran S, SH, 1992, Azas-azas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum, Pionir Jaya, Bandung.
10. Organisasi Sosial dan Sistem Kekerabatan
ISA 308
3 SKS
“ Mata Kuliah ini membahas konsep dan teori Antropologi yang dipakai untuk menganalisa sistem kekerabatan dan organisasi sosial, azas-azas universal sistem kekerabatan dan perkawinan”
Daftar Pustaka
1. E. Havilland, William, 1988, Antropologi, Erlangga, Jakarta.
2. T. Ihromi, 1987, Pokok-pokok Antropologi Budaya, Gramedia, Jakarta
3. Koentjaraningrat, 1981, Antropologi Sosial, PT. Dian Rakyat, Jakarta
4. Koentjaraningrat, 1986, Pengantar Antropologi, Aksara Baru, Jakarta
5. Koentjaraningrat, 1984, Kebudayaan Jawa, PT. Dian Rakyat, Jakarta
6. Koentjaraningrat, 1986, Teori-teori Antropologi, PT. Dian Rakyat, Jakarta
7. Yahya Mansur, _____, Sistem Kekerabatan dan Pola Pewarisanm Yayasan Ilmu-ilmu Sosial, Jakarta.
11. Antropologi Ekonomi
ISA 515
3 SKS
“ Antropologi ekonomi adalah spesialisasi dari sub disiplin Antropologi Budaya atau Etnologi. Awalnya secara konseptual dan metodologis, Antropologi ekonomi lahir dari pemikiran tokoh-tokoh seperti Raymond Firth, Bronislaw Malinowski dan Karl Polanyi. Antropologi Ekonomi memiliki suatu dasar pemahaman bahwa aktivitas ekonomi adalah suatu proses sosial yang dinstitusikan, artinya Antropologi melihat aktivitas ekonomi, bukanlah suatu entitas yang independent dari suatu sistem dimana aktivitas itu berlangsung tetapi justru melekat pada suatu sistem, yakni sistem sosial.
Kuliah ini akan mengintrodusir dan mendiskusikan tema-tema, metodologi dan kasus-kasus dalam Antropologi Ekonomi. Tujuan yang ingin diperoleh dari kuliah ini adalah mahasiswa Antropologi dituntut untuk lebih luas memahami apa yang disebut Antropologi, khususnya Antropologi ekonomi”.
Daftar Pustaka
Arensberg, CM dan H.W Person, 1968, The Place of economics in Societis, dalam Primitive Archaic and Modern economics, diedit oleh George Dalton, Boston, Beacon Press.
Clammer, John, 1978, Culture and Economy, New Yyork, ST, Martin’s Press.
Du Gay, Paul, 1996, Consumption and Identity at Work, London, Sage Publications.
Effendi, Nursyirwan, 1999, The MinangkabauRural Markets : Their System, Roles and Functions in the Market Community, West Sumatra, Indonesia, Disertasi Faculty of Sociology, University of Bielefeld, Germany.
Effendi, Nursyirwan, 1999, Moral Ekonomi dan Kebudayaan, Dalam Wacana Antropologi November 1999.
Evers, Hans Dieter, 1988, Teori Masyarakat: Proses Peradaban dalam Sistem Dunia Modern, Jakarta, Yayasan Obor.
12. Antropologi Ekologi
ISA 418
3 SKS
“Mata kuliah ini mencoba memberi pemahaman tentang proses pengaruh mempengaruhi antara manusia dengan lingkungannya (alam, sosial dan material) yang kemudian membentuk pola kehidupan ekosistem tersendiri dalam bentuk pola adaptasi, model perilaku, struktur sosial-budaya, konsepsi-konsepsi yang berkembang dalam masyarakat. Untuk itu mata kuliah ini tidak saja mencoba mempelajari konsep-konsep, teori-teori namun juga pendekatan-pendekatan yang selama ini berkembang dalam kajian Antropologi Ekologi”.
Daftar Pustaka
1. Ahimsah, Putra, Heddyy Shri, Antropologi Ekologi dalam Masyarakat Indonesia, Jilid XX No.4 1994.
2. Bennet, John W, The Ecological Transition : Cultural Anthropology and Human Adaptation, Oxford, Pergamon Press, 1976.
3. Deshmukh, John W, 1992, Ekologi dan Biologi Tropika, Jakarta, YOI
4. Dove, Michael, R, Studi Kasus Tentang Sistem Perladangan : Suku Kantu di Kalimantan, dalam Prisma No.4 April 1981.
5. Geertz, Clifford, Involusi Pertanian, Jakarta, Bhratara, 1976.
6. Soerjani, M dan Rofic Ahmad dan Rozy Munir, Lingkungan : Sumber Daya Alam dan Kependudukan dalam Pembangunan, Jakarta, UI Press, 1987.
7. Winarto, Yunita, T, 1999, Pembangunan Pertanian : Pemasungan Kebebasan Petani dalam Antropologi Indonesia No. 59 Th. XXIII.
13. Antropologi Hukum
ISA 317
3 SKS
“Antropologi Hukum ditujukan untuk memberikan gambaran dan pemahaman bagaimana hukum berkembang, direncanakan, diterapkan dan diinterpretasikan sesuai dengan setting sosial budaya masyarakat pemiliknya. Dalam pengertian lain, hukum bagi kalangan antropolog tidak dilihat sebagai substansinya saja, tetapi dalam pelaksanaannya akan juga dipengaruhi oleh struktur hukum dan budaya hukum itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut diharapkan mahasiswa antropologi mampu memahami bagaimana bentuk pengaruh mempengaruhi antara sistem sosial-budaya dengan hukum itu sendiri, baik konseptual, teoritis, pendekatan yang berkembang dalam kajian Antropologi Hukum serta aplikasinya di tengah masyarakat.
Daftar Pustaka
1. 1. Hilman Hadikusuma, 1987, Hukum Kekerabatan Adat, Fajar Agung Jakarta.
2. Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas, Gramedia, Jakarta, 1990.
3. H. Mohn Koesnoe, 1992, Hukum Adat Suatu Model Hukum, Mandar Maju.
4. Soekanto, 1985, Meninjau Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta.
5. Surojo Wignjo Dipuro, 1982, Pengantar dan Azas-azas Hukum Adat, Gunung Agung, Jakarta.
6. Soerjono Soekanto, 2000, Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta.
7. Tamakiran S, SH, 1992, Azas-azas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum, Pionir Jaya, Bandung.
14. Antropologi Pedesaan
ISA 419
3 SKS
“Memperoleh pemahaman dan pengertian tentang pokok kajian, perspektif teori dan konsep-konsep pokok antropologi dalam studi pedesaan. Memperoleh pemahaman dan pengertian mengenai tipologi pedesaan dan keanekaragaman struktur internal masyarakat desa di Indonesia. Memperoleh pemahaman dan pengertian mengenai tatanan masyarakat pedesaan dalam hubungannya dengan struktur masyarakat dan kebudayaan yang lebih luas. Memperoleh pemahaman dan pengertian mengenai masalah-masalah dan dinamika masyarakat desa”.
Daftar Pustaka
Anonim, 1993, P2W dalam Konteks Gender dan Pembangunan, Jakarta, Kantor MNUPW RI
Chaniago, Andrinof A, 2001, Gagalnya Pembangunan Kajian Ekonomi Politik terhadap Akar Krisis Indonesia, Jakarta, LP3ES
Doyle, james A, 1985, Sex and Gender the Human Experience, Dubuque-Iowa WCB Publisher
Indrizal, Edi dan Asmawi, 1995, Konsep-konsep Survivalisme dan Miserisasi dalam Studi Perempuan : Suatu tanggapan awal : dalam warta studi Perempuan, Edisi Khusus, Jakarta, Yayasan Pengembangan Studi Perempuan.
White, Benjamin, 1981, Population, Involution and Employment in Rural Java in Garyy Hansen (ed) Agricultural and Rural Development in Indonesia, Westview Press.
15. Masalah-masalah Sosial
ISA 614
3 SKS
“Mahasiswa diharapkan dapat mengikuti proses pembelajaran yang diiringi oleh minat yang kuat dan berkesungguhan untuk mendalami seluk-beluk masalah sosial, khususnya yang terkait dengan dinamika pembangunan dan perubahan sosial. Mengingat semakin tingginya harapan masyarakat agar mahasiswa kelak menjadi sarjana antropologi yang dapat memberi kontribusi yang lebih nyata bagi pemecahan masalah sosial dan pembangunan.
Daftar Pustaka
Fakih M, 1996, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, Pustaka Pelajar, Yokyakarta.
Galang-Seri sektor Informal, 1985, Nasib Gelandangan Bertahan Sedapatnya, Lembaga studi Pembangunan, Jakarta.
Indrizal, Edi, 2001, Lahan dan Konflik Sosial di Pedesaan sekitar Sipurak Hook, Componen C1 ICDP TNKS, Jakarta.
Julia Cleves Mosse, 1996, Gender dan Pembangunan, Pustaka Pelajar, Yokayakarta.
Lawang, Robert M.Z, 1985, Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi, Karunika, Jakarta.
Ritzer, G, 1995, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Gramedia, Jakarta.
16. Etnografi Minangkabau
ISA 211
3 SKS
“Mata kuliah Etnografi adalah mata kuliah yang mencoba menggambarkan /melukiskan tentang masyarakat dan Kebudayaan Minangkabau. Topik yang dijelaskan kepada mahasiswa adalah persoalan-persoalan yang ideal dan sekaligus melihat gambaran bagaimana realitas persoalan yang ideal itu pada saat ini, apa sudah terjadi perubahan atau belum.
Kuliah ini didukung dengan penjelasan teori-teori dan konsep-konsep yang berhubungan dengan perkuliahan Etnografi Minangkabau, seperti teori evolusi keluarga untuk membantu penjelasan sistem Matrilineal Minangkabau”.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi II, Rineka Cipta, Jakarta, 1998
Makmur, Erman, Dkk, Pakaian Penghulu Minangkabau, Proyek Pengembangan Permuseuman Sumbar, Padang, 1981
Mansoer, D, Sedjarah Minangkabau, Bhratara, Djakarta, 1970.
Toeah, H. datoek, Serial Sastra Budaya Minangkabau: Tambo Alam Minangkabau, CV. Pustaka Indonesia, Bukittinggi, 1970.
Yakub Nurdin, Minangkabau Tanah Pusaka : Sejarah Minangkabau Buku Pertama, Pustaka Indonesia, Bukittinggi, 1991.
Spradley, James, Metode Etnografi, Yyayasan Obor, Jakarta, 1993.
17. Antropologi Wanita
ISA 631
3 SKS
“Mata kuliah Antropologi Wanita adalah mata kuliah yang mencoba membahas pengertian tentang ajian wanita, perkembangan kajian wanita dalam antropologi serta sejarah perkembangan dan perjuangan wanita dari berbagai periode. Kuliah ini didukung oleh teori dan konsep gender yang meliputi konsep keadilan dan kesetaraan gender, pengertian analisis gender, sketsa teori-teori perkembangan serta WID dan juga meliputi prespektif feminis yang mencakup feminisme liberal, feminisme marxis, feminisme radikal, psikoanalisis dan sosialis.
Pembahasaan lainnya adalah tentang gender dan pembangunan yang meliputi bidang perhatian wanita dan pembangunan dengan memakai pendekatan kesejahteraan, pelaksanaan WID. Selain itu kuliah ini membahas tentang tehnik analisis gender yang meliputi beberapa model diantaranya : model Harvard, Moser, SWOT, Analisis kecakapan serta Model Gender Analasis Pathway”.
Daftar Pustaka
T.O Ihromi, Kajian Wanita dalam Pembangunan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1995
Yulia Clever Mosse, Gender dan Pembangunan, Pustaka Pelajar, Jakarta, 1990
Saparinah Sadli, Perempuan Kerja dan Perubahan Sosial, Soliana Mitra, Jakarta, 1995
15. Pengantar Sosiologi
ISS 101
3 SKS
“Mata kuliah ini membahas status keilmuan sosiologi, perkembangan sosiologi pada tingkat internasional, dan nasional, pokok-pokok kajian Sosiologi, teori-teori dasar dan konsep-konsep penting dalam Sosiologi serta lembaga-lembaga pokok dalam masyarakat. untuk sub bahasan status keilmuan sosiologi dibahas prinsip-prinsip menghasilkan pengetahuan secara ilmiah, kemudian dibahas penerapan prinsip-prinsip tersebut dalam sosiologi.
Dalam sub bahasan pokok-pokok kajian sosiologi dibicarakan objek-objek studi sosiologi dan perbedaan sudut pandang sosiologi dari disiplin yang lain, baik ilmu eksakta maupun cabang ilmu sosial lainnya. Pembahasan mengenai teori-teori dasar sosiologi dipusatkan kepada pembahasan mengenai teori-teori ahli sosiologi mengenai hubungan antara indiviud dan sosial. Konsep-konsep penting dalam sosiologi yang akan dibahas adalah sosialisai, strultur sosial, lembaga sosial dan kebudayaan.”
16. Pengantar Metodologi Penelitian Ilmu Sosial
ISF 506
3 SKS
“ Mata kuliah ini merupakan pengantar bagi mahasiswa dalam memahami metode penelitian sosial dengan memberikan pengertian tentang konsep-konsep dasar dalam penelitian sosial. Selain itu juga dijelaskan mengenai berbagai perbedaan bentuk metode penelitian sosial yang ada serta tehnik penulisan ilmiah.”
17. Pengantar Statistik Ilmu Sosial
ISF 504
3 SKS
“ Memberikan pemahaman mengenai penggunaan bermacam-macam tehnik statistik dalam pengolahan data serta penarikan kesimpulan yang meliputi analisis hubungan dan perbedaan dua atau lebih variabel.”
Daftar Pustaka
1. Erickson, B.H dan T.a Nosanchuk, 1987, Memahami Data, LP3ES, Jakarta.
2. Sudjanan, 1992, Metoda Statistika, Tarsito, Bandung
3. Slamet, Y, 1993, Analisis Kuantitatif untuk Data Sosial, Dabara Publisher, Solo
4. Wim Van Zanten, 1994, Statistika untuk Ilmu-ilmu Sosial, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
18. Sistem Hukum Indonesia
ISF 503
3 SKS
“ Untuk memberikan pemahaman bahwa manusia sebagai mahluk sosial harus punya aturan tertentu ( hukum ). Agar tahu pembagian hukum, ilmu pengetahuan hukum dan memahami sistem hukum yang ada di Indonesia.”
1. 1. Hilman Hadikusuma, 1987, Hukum Kekerabatan Adat, Fajar Agung Jakarta.
2. Koentjaraningrat, Kebudayaan Mentalitas, Gramedia, Jakarta, 1990.
3. H. Mohn Koesnoe, 1992, Hukum Adat Suatu Model Hukum, Mandar Maju.
4. Soekanto, 1985, Meninjau Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta.
5. Surojo Wignjo Dipuro, 1982, Pengantar dan Azas-azas Hukum Adat, Gunung Agung, Jakarta.
6. Soerjono Soekanto, 2000, Hukum Adat Indonesia, Rajawali, Jakarta.
7. Tamakiran S, SH, 1992, Azas-azas Hukum Waris Menurut Tiga Sistem Hukum, Pionir Jaya, Bandung.
19. Antropologi Kesehatan
ISA 521
3 SKS
“Tujuan utama dari mata kuliah ini adalah memberi pemahaman pada mahasiswa mengenai segi-segi kebudayaan yang mempengaruhi perilaku kesehatan dan penyakit dalam konteks kehidupan sosial budaya suatu masyarakat. Pemahaman ini mencakup pula kemampuan menerapkan/menggunakan konsep-konsep dan pendekatan-pendekatan konseptual yang dihubungkan dalam Antropologi kesehatan dalam menangani masalah-masalah kesehatan, terutama berkaitan dengan pelaksanaan program-program kesehatan dalam pembangunan. Pelaksanaan kuliah ini mencakup kuliah, diskusi bacaan dan praktek lapangan. Nilai akhir merupakan gabungan penilaian diskusi dan praktek lapangan.
Mahasiswa mampu mengidentifikasi berbagai faktor sosial budaya yang berpengaruh terhadap kesehatan dan penyakit dapat menemukan berbagai alternatif pendekatan untuk penanggulangan masalah kesehatan dan peningkatan taraf kesehatan masyarakat dan mampu menerapkan konsep-konsep yang telah dipelajari untuk penanggulangan masalah kesehatan khususnya di Indonesia”.
20. Antropologi Perkotaan
ISA 616
3 SKS
“Tujuan utama dari mata kuliah ini adalah untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman kepada mahasiswa tentang konsep-konsep dasar mengenai masalah perkotaan, asumsi-asumsi yang ada, serta metode-metode yang muncul untuk memahami berbagai fenomena sosial-budaya yang berhubungan dengan mucul dan berkembangnya kota. Terutama dalam hal ini menyangkut masalah kemiskinan, baik dari segi ekonomi, budaya dan politik”
Daftar Pustaka
1. Parsudi Suparlan (ed), Kemiskinan di Perkotaan, Sinar Harapan, Jakarta, 1984.
2. Menno, S dan Ahmad Alwi, Antropologi Perkotaan, Rajawali Press, Jakarta.
3. Sajogyo, Golongan Miskin dan Partsipasi dalam Pembangunan, Prisma Jilid 4 no.3, 1977
4. Alfan (ed) Kemiskinan Struktural, YIIS, Jakarta, 1980.
21. Pengantar Metode Penelitian Ilmu Sosial
ISF 506
3 SKS
“Tujuan utama dari mata kuliah ini adalah mahasiswa diharapkan dapat memahami hal-hal yang mendasar dalam penelitian ilmu sosial, terutama paradigma sampai pada kemampuan analitis dalam merumuskan permasalahan penelitian, memilih dan mengembangkan metode penelitian yang menghasilkan penjelasan sosial.
Untuk memberi pemahaman mengenai etika penelitian sosial, paradigma dan model-model penjelasan sosial, jenis-jenis penelitian sosial, perbedaan pendekatan kuantitatif fan kualitatif dan menjelaskan tahap-tahap metodologi peneltiian sosial.
Daftar Pustaka
1. A. Rynkiewich, Michaeal, 1976, Ethics and Anthropology, Dilemmas in Fieldwork, United States of America.
2. Chadwick, Bruce A Dkk, 1991, Metode Penelitian Ilmu Pengetahuan Sosial, IKIP Semarang Pers, Semarang.
3. Marzali, Amri, 2004, Apakah Science dalam makalah Workshop Metodologi Penelitian Kwalitatif Jurusan Antropologi FISIP UNAND.
4. Putra, Heddy Shri Ahimsa, 2004, Paradigma, Teori dan Metode dalam makalah Workshop Metodologi Penelitian Kwalitatif Jurusan Antropologi FISIP UNAND.
22. Folklore
ISA 433
3 SKS
“Memberikan pemahaman mengenai konsep-konsep, bentuk-bentuk, kedudukan serta berbagai peneltiian folklore dalam kajian kebudayaan. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada mahasiswa agar dapat menggali nilai-nilai budaya serta pesan-pesan yang tersirat dalam bentuk folklore Indonesia dan mampu melakukan berbagai penelitian kebudayaan dengan menggunakan pendekatan folklore”.
Daftar Pustaka
1. Danadjaya, James, Folklore Indonesia : Ilmu Gosip, Dongeng dan Lain-Lain, Grafiti Press, Jakarta
2. Dundes, Alan (ed), The Study of Folklore, Englewood Cliffs, N.J Prentice-Hal Inc.
3. Danadjaya, James, Folklore Amerika : Cermin Multikultural yang Manunggal, Grafiti Press, Jakarta, 2003
4. Koentjaraningrat, Pengantar Antropologi : Pokok-pokok Etnografi II, Rineka Cipta, Jakarta, 1998.
23. Teori Perubahan Kebudayaan
ISA 502
3 SKS
“Memberikan pemahaman dan penjelasan adanya aneka warna masyarakat dan kebudayaan dan menggunakan teori dalam ilmu Antropologi untuk memahami dan menjelaskan perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
”Mahasiswa mampu menjelaskan konsep kebudayaan dan hakekat kebudayaan sehingga dapat mengidentifikasi unsur-unsur kebudayaan yang cepat mengalami perubahan dan unsur-unsur yang menjadi inti dari kebudayaan suatu masyarakat. Selain itu juga menjelaskan adanya beberapa perspektif dalam menjelaskan perubahan kebudayaan, kelemahan dan kekuatan dari masing-masing perspektif dan menggunakan salah satu perspektif kebudayaan tersebut dalam menganalisis perubahan kebudayaan dalam suatu masyarakat.
Daftar Pustaka
Koentjaraningrat, 1987, Sejarah Teori Antropologi, UI Pers, Jakarta.
Van Baal, 1987, Sejarah dan Pertumbuhan Teori Antropologi Budaya, Gramedia, Jakarta.
Paul Bohaman, 1973, High Points in Anthropology, Alfred A. Knope, New York.
Marvin Harris, 1968, The Rise of Anthropology Theory, The Macmillan Company, New York.
John Clammer, 2003, Neo-Marxisme Antropologi, Sadasiva, Yokyakarta.
Suwarsono dan Alvin Y, 1990, Perubahan Sosial dan Pembangunan di Indonesia, LP3ES, Jakarta.
24. Antropologi Sosial Budaya
ISA
3 SKS
Mata kuliah ini mempelajari poin-poin penting dalam fenomena sosial dan kebudayaan manusia. Mempelajari tingkah laku sosial, umumnya yang telah dilembagakan seperti kekerabatan, organisasi politik, keagamaan, dan lain-lain, dan hubungan antar lembaga tersebut. Hal lain yang dilihat adalah mengenai arti kebudayaan dan hubungan kebudayaan dengan masyarakat dan membahas etnosentrisme dan relativisme kebudayaa.
Daftar Pustaka
1. EE. Evans Pritchard, Antropologi Sosial, Bumi Aksara, 1986
2. Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, dian Rakyat, Jakarta, 1981
3. T.O Ihromi (ed), Pokok-pokok Antropologi Budaya, Yayasan Obor Indonesia dan Universitas Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987
25. Antropologi Ragawi
ISA 234
3 SKS
“Ilmu Antropologi secara umum dibagi atas dua, yaitu antropologi Ragawi dan antropologi budaya. Antropologi Ragawi adalah bagian ilmu antropologi yang memusatkan perhatian kepada manusia sebagai organisme biologis. Antropologi Ragawi melihat variasi manusia secara populasional dalam ruang dan waktu atau secara vertikal dan horizontal, serta sebab-sebab yang menimbulkannya. Dengan demikian, lingkup perhatian antropologi ragawi tidak hanya manusia hidup (bioantropologi) tapi juga fosil-fosil manusia yang telah mati (paleoantropologi)”.
Daftar Pustaka
1. Comas, Juan, 1960, Manual of Phyysical Anthropology, Charles C Thomas Publisher, Bannerstone House, IIIinois, USA.
2. Coon, Carleton, S & Efward E. Hunt, JR (ed), Anthropology A to Z, Grosset & Dunlap, Inc. Publisher, New York.
3. Pope, Geoffreyy, 1984, Antropologi Biologis, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya.
2 Mata Kuliah Pilihan
20. Antropologi Pariwisata
ISA 422
3 SKS
“ Mata kuliah ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada mahasiswa konsep-konsep dasar Antropologi Pariwisata sebagai suatu konsep pengkhususan dari Antropologi Budaya yang mengkaji Pariwisata sebagai suatu bidang yang memiliki keterkaitan dengan kebudayaan.
Daftar Pustaka
1. Chalick, E.A, 1992. Dasar-dasar Pengetahuan Pariwisata, Yayasan Bakti Membangun, Jakarta
2. Spillane, James. J. Ekonomi dan Pariwisata : Sejarah dan Prospeknya. Kanisius, Jakarta
3. Samsurijal dan Kaelany, 1996. Peluang di Bidang Pariwisata, Mutiara sumber Widya, Jakarta
21. Antropologi Agama
ISA 323
3 SKS
“ Mata kuliah ini berisi tentang uraian berbagai sistem dan praktek keagamaan dan hubungannya dengan sistem sosial budaya suatu masyarakat, baik sebagai aspek yang memperngaruhi maupun sebagai yang diperngaruhi oleh berbagai fenomena sosio-kultural. Untuk itu perlu pula pemahaman terhadap berbagai definisi Antropologi tentang agama, aspek-aspeknya dan masalah pendekatan kajian Antropologi terhadap fenomena kehidupan religius”.
22. Etnografi Asia Tenggara
ISA 713
3 SKS
“ Mata kuliah ini membahas tentang masyarakat dan kebudayaan di Asia Tenggara yang ditekankan pada negara-negara kepulauan dan daratan di wilayah Asia Tenggara. Negara-negara di daratan Asia seperti Thailand, Brunei, Vietnam, Laos, Myanmar dan Kamboja. Dan juga akan diberikan pembahasan mengenai negara Indonesia, Malaysia, Singapura dan Fhilipina”.
23. Antropologi Pendidikan
ISA 320
3 SKS
“ Mata kuliah ini bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada mahasiswa Antropologi mengenai pokok-pokok bahasan dalam Antropologi Pendidikan. Kemudian mahasiswa diberikan penjelasan mengenai hubungan antara pendidikan dengan institusi-institusi lain yang ada dalam masyarakat. pendidikan yang dibahas dibatasi pada pendidikan formal dan lembaga pendidikan formal.
Pokok-pokok bahasan mata kuliah adalah :
Ruang lingkup kajian Antropologi Pendidikan
Perspektif-perspektif dalam Antropologi Pendidikan
Faktor-faktor sosial-budaya yang mempengaruhi prestasi.
Faktor-faktor yangberhubungan dengan perubahan pendidikan”.
Daftar Pustaka
1. Hansen, J. F, 1979. Sociocultural Perspective on Human Learning : An Introduction To Educational Anthropology, Englewood Cliffs : Prentice Hall
2. Kneller, G.F, 1989. Antropologi Pendidikan (penerjemah Imran Manan), Jakarta.
3. Suparlan, Parsudi, 1997. Paradigma Naturalistik Dalam Penelitian Pendidikan, dalam Jurnal Antropologi Indonesia No. 53 th XXI Juli – September 1997, Jurusan Antropologi FISIP Universitas Indonesia, Jakarta
24. Antropologi Linguistik
ISA 525
3 SKS
Antropologi linguistik bertujuan untuk mengamati dan memperlajari bahasa-bahasa dari sudut Antropologi. Dengan kata lain, melihat antara hubungan dan kaitan bahasa dengan kehidupan manusia dan kebudayaannya. Bahasa merupakan satu unsur penting dalam kehidupan manusia yang merasuki segala sesuatunya dari aktivitas serta cara hidup manusia. Antropologi linguistik sendiri menaruh minat pada persoalan “asal, perkembangan dan tabiat dari bahasa secara umum dan setiap bahasa sendiri secara khusus” atau dengan kata lain bertujuan untuk melihat “apakah bahasa itu ? dan bagaimanan memfungsikannya sebagai fenomena budaya.
Daftar Pustaka
Beagrande, Robert de, 1997. “On History and Historicity in Modern Linguistic. Formalism Versus Fungtionalism Revisited“ In : “Functions Of Language
Keraf, gorys, 1984. Linguistik Bandingkan Historis. Jakarta
Saussure, Ferdinand de, 1916. “Course in General linguitic” In : Critical theory Since 1965. Adam and Searle
Whorf, B.L, 1939. “The Realtion of Habitual Thought anh Behavior to Language” In : Language, Thought, and Reality. New York, London
24. Antropologi Politik
ISA 626
3 SKS
Mata kuliah ini bertujuan untuk menerangkan dan mengembangan suatu pengertian politik dengan menyusun struktur politik dan mengetahui perubahan dari struktur politik dari suatu suku bangsa walaupun tanpa organisasi pemerintah yang tegas. Selain itu juga melihat tipe-tipe organisasi politik yang terdapat dalam suatu masyarakat dan hubungan antara kekerabatan dengan kekuasaan, khususnya mengenai prinsip keturunan dalam masyarakat dan juga wujud kekuasaan dalam kehidupan yang nyata, baik dalam hubungan antara golongan maupun antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.
Daftar Pustaka
Balanier, George, Political Anthropologi, diterjemahkan oleh Y. Budisantoso, Rajawali Press, Jakarta
Geertz, Clifford, 1992. Politik Kebudayaan, Kanisius, Jakarta
Pickles, Dorothy, 1991. Pengantar Ilmu Politik, PT. Rieneka Cipta, Jakarta
Von, Benda franz- Beckman
di 11.31 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 1 komentar
Daftar Dosen Jurusan Antropologi
Jumlah dosen Antropologi saat ini berjumlah 20 orang. Latar pendidikan S1 berjumlah 2 orang, S2 berjumlah 12 orang, S3 berjumlah 3 orang dan 3 orang sedang melanjutkan pendidikan S3.
Rasio dosen – mahasiswa dalam proses belajar mengajar di jurusan Antropologi adalah 1 : 10.
Berikut ini daftar dosen tetap Antropologi:
1. Zulkarnain Harun (NIP. 132 053 870, Lektor Kepala Gol.IV a)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1989)
MSi (IPB Bogor, 1998)
Bidang Kajian : Antropologi Pedesaan
Alamat : Desa Kayu Tanduak Air Hangat Padangpanjang
Telp. 0811662033
2. Ermayanti (NIP. 131 810 620, Lektor Gol. IV a)
Pendidikan : Dra (Unand Padang, 1988)
MSI (UNAND Padang , 1998)
Bidang Kajian : Antropologi Pariwisata
Alamat : Belanti Permai II Blok E/4 Khatib Sulaiman
Telp. 41990
3. Afrida (NIP. 132 046 383, Lektor Gol III/d)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1989)
MSi (UGM Yokyakarta, 1998)
Bidang Kajian : Antropologi Perkotaan
Alamat : Sampiang Eks. RMU KUD Sakato Pasar Laban Sicincin
Kab. Padang Pariaman. Telp. 675202.
4. Bambang Rudito (NIP. 131 803 191, Lektor Kepala, Gol IV/A)
Pendidikan : Drs (UI Jakarta, 1984)
MSi (UGM Yokyakarta, 1995)
Bidang Kajian : Antropologi Kependudukan
Alamat : Kom. Jondul Blok KK/15 Rawang Barat. Telp. 63463
5. Erwin (NIP. 131 811 057, Lektor Kepala Gol IV a)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1988)
MSi (UNPAD Bandung , 1994)
Bidang Kajian : Antropologi Keluarga
Alamat : Perum Dosen Unand Blok D III/02/03 Ulu Gadut
6. Edi Indrizal (NIP. 131 837 996, Lektor Kepala Gol IV a)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1989)
MSi (IPB Bogor, 1997)
Bidang Kajian : Antropologi Pedesaan
Alamat : Jl. Siteba dekat Simpang RS. Ibu Sina Telp. 445792
7. Hendrawati (NIP. 131 284 954, Lektor Kepala, Gol IV/B)
Pendidikan : SH (Unand Padang, 1982)
MHum (Unand Padang, 2001)
Bidang Kajian : Antropologi Hukum
Alamat : Jl. Sosiologi Blok A/13 Siteba Padang Telp. 56049
8. Jhondri Roza (NIP. 131 811 058, Lektor Kepala, Gol IV/A)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1988)
MSi (Unpad Bandung, 1997)
Bidang Kajian : Etno Antropologi
Alamat : Komp Griya Andalas Blok B III/o2/02 Ulu Gadur Padang
Telp. 73482
9. Nursyirwan Effendi (NIP. 131 873 989, Lektor Kepala Gol IV a)
Pendidikan : Drs (UI Jakarta, 1989)
Dr. Rer. Soz (Bielefeld Univ. Jerman, 1999)
Bidang Kajian : Antropologi Ekonomi
Alamat : Jl. Marapalam IX No, 12 Padang. Telp. 08126600272
10. Syahrizal (NIP. 131 912 582, Lektor Kepala Gol. IV a)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1989)
MSi (UGM Yokyakarta, 1996)
Bidang Kajian : Perubahan Sosial Budaya
Alamat : Kel. Koto Panjang Tabing Rt 05/02 Padang.
Telp. 08163251791
11. Zainal Arifin (NIP. 132 053 869, Lektor Kepala Gol III/d)
Pendidikan : Drs (Unand Padang, 1989)
MSi (UGM Yokyakarta, 1998)
Bidang Kajian : Antropologi Ekologi
Alamat : Komplek. Pemda Blok C No. 5 Sungai Lareh Padang.
Telp.08126709968
12. Maskota Delfi (NIP. 131 088 046, Lektor, Gol III/C)
Pendidikan : S.Sos (Unand Padang, 1993)
Bidang Kajian : Antropologi Kesehatan
Alamat : Jl Andam dewi No.4 Kel. Kubu Padang Telp. 31487.
13. Sri Meiyenti (NIP. 132 088 410, Lektor Kepala Gol III/d)
Pendidikan : S.Sos (Unand Padang, 1993)
MSi (Unpad Bandung, 2001)
Bidang Kajian : Hubungan Antar Suku Bangsa
Alamat : Kel. Koto Panjang Tabing Rt 05/02 Padang.
14. Sri Setyawati (NIP. 132 057 676, Lektor Kepala Gol III/d)
Pendidikan : Dra (Unand Padang, 1992)
MSi (UI Jakarta , 1998)
Bidang Kajian : Antropologi Pariwisata
Alamat : Jl. Anggrek No.19 Komp.Flamboyan Padang Telp. 56334
15. Sidarta Puji Raharjo (NIP. 132 205 432, Lektor Gol III/c)
Pendidikan : S.Sos (Unand Padang, 1988)
Bidang Kajian : Antropologi Pedesaan
Alamat : Komp. Jondul Blok KK/56 Rawang Telp. 63463
16. Yevita Nurti (NIP. 132 095 718, Lektor Gol III/c)
Pendidikan : S.Sos (Unand Padang, 1993)
MSi (UI Jakarta, 2001)
Bidang Kajian : Folklore
Alamat : Jl. Palembang No. 1 Ulak Karang Padang Telp. 54396
17. Yunarti (NIP. 132 088 045, Lektor Gol III/b)
Pendidikan : Dra (Unand Padang, 1992)
Bidang Kajian : Antropologi Ekologi
Alamat : Komp. Parupuk Raya Blok B-5 Tabing Padang.
18. Dewi Hartanti (NIP. 131 417 347, Lektor, Gol. III/b)
Pendidikan : Dra (UGM Yokyakarta, 1982)
MSi ( UI Jakarta, 1998)
Bidang Kajian : Antropologi Hukum
Alamat : Jl. Beringin VI/A No.14 Belanti Padang
19.Lucky Zamzami (NIP. 132 310 758, Asisten Ahli, Gol III a)
20. Fajri Rahman (NIP. 132 310 759, Asisten Ahli, Gol III a)
di 11.18 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 1 komentar
Kurikulum KBK Jurusan Antropologi tahun 2007
Mahasiswa Antropologi untuk menjadi Sarjana Antropologi (Sarjana Sosial), harus menyelesaikan minimal 146 SKS termasuk 6 SKS skripsi. Untuk Mata kuliah wajib diambil sebanyak 131 SKS, diluar mata kuliah Pilihan sebanyak 33 SKS. Mata kuliah pilihan diwajibkan mengambil 9 SKS dari 33 SKS mata kuliah pilihan yang ditawarkan.Mata kuliah yang ada di Jurusan Antropologi terdiri dari Mata kuliah Wajib dan Pilihan. Untuk mata kuliah wajib terdiri dari Mata kuliah Pengembangan Kepribadian, Mata kuliah Keilmuan dan Keterampilan, Mata kuliah Perlaku Berkarya dan Mata kuliah Berkehidupan Bermasyarakat, sedangkan untuk mata kuliah Pilihan dadalah mata kuliah Keahlian Berkarya
di 11.02 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 0 komentar
Suasana ujian Skripsi
di 10.34 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 1 komentar
Kantor Jurusan Antropologi
Inilah kantor jurusan Antropologi, tempat mangkalnya para pendidik dosen dan administrasi akademik dosen dan mahasiswa. Kantor jurusan terletak di belakang gedung dekanat FISIP yang berada di lantai I. Ruangan pun cukup besar baik ruangan ketua jurusan, sekretaris maupun ruangan sidang yang selalu dipakai sebagai ruangan sidang skripsi dan rapat bulanan.
di 09.57 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 0 komentar
Selasa, 28 Agustus 2007
Laboratorium Antropologi
Pada awalnya pendirian laboratorium Antropologi ini bernama Laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas. Bambang Rudito sebagai pendiri dari laboratorium Antropologi tersebut dengan usahanya yang mengumpulkan benda-benda etnografi dari sukubangsa Mentawai dan juga mengumpulkan buku-buku dengan cara mengunjungi lembaga-lembaga penelitian seperti Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, Laboratorium Antropologi Universitas Indonesia dan juga perpustakaan nasional serta dari departemen-departemen seperti Departemen Sosial, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Selain itu buku-buku tersebut juga diperoleh dari hasil para peneliti baik asing maupun dalam negeri yang melakukan penelitian di propinsi Sumatera Barat dan juga kelembagaan asing.
Selain itu Laboratorium juga dilengkapi dengan hasil-hasil penelitian mahasiswa dalam kuliah folklore di daerah Sumatera Barat yang dilakukan pada satu semester berjalan. Sehingga mahasiswa yang mengikuti perkuliahan tersebut dapat melihat hasil-hasil dari rekannya yang telah dikumpulkan, dan mereka terpacu untuk membuat secara lebih baik lagi dari hasil sebelumnya.
Dalam pengembangan laboratorium Antropologi ini Bambang Rudito dibantu oleh pengajar lain seperti Sidarta Pujiraharjo, Maskota Delfi dan Zainal Arifin. Kesemuanya bekerja untuk menciptakan hal yang masih baru di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Pekerjaan para pengajar ini dalam membangun dan mengembangkan laboratorium Antropologi ini kemudian mendapatkan hasil yang positif dengan secara rutinnya mahasiswa mengunjungi laboratorium Antropologi untuk berdiskusi dan juga membaca beberapa buku yang pada dasarnya mulai dikelola oleh para mahasiswa sendiri dalam proses pinjam meminjam buku.
Waktu demi waktu laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ ini mulai memperlihatkan hasilnya dengan beberapa kedatangan para pengajar dari fakultas lain dan bahkan dari lembaga Swadaya Masyarakat di daerah-daerah dan sebagai bantuan dari LSM tersebut, adalah memberikan kopian hasil-hasil penelitian LSM tersebut untuk digunakan sebagai bahan bacaan di Laboratorium Antropologi.
Bahkan laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ini pernah memberikan bantuan berupa perizinan dan tenaga peneliti dalam hal ini Maskota Delfi, S.Sos untuk ikut penelitian ekspedisi Mentawai yang dilakukan oleh Universitas Paris 7 dari Perancis dengan membawa kapal Perancis masuk ke perairan Mentawai. Berkaitan dengan peneliti asing selain dari kerjasama dengan Universitas Paris 7, laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ juga melakukan kerjasama dengan Unesco dalam penelitian kearifan lokalbagi perempuan Mentawai dalam konservasi alam, memberikan bantuan perizinan kepada Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bagi peneliti Jepang Ito Munemichi untuk melakukan penelitian disertasi di masyarakat Mentawai.
Laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ ketika itu juga telah menerbitkan jurnal sebagai jurnal enam bulanan yang walaupun tidak didukung oleh Fakultas tetap melaksanakan kewajibannya untuk terbit sesuai dengan waktunya, biaya ketika itu diperoleh dari dana penelitian pengajar seperti dana dari Zainal Arifin, Maskota Delfi, Sidarta Pujiraharjo dan Bambang Rudito dan juga dari seorang pengusaha kendaraan bermotor merek ‘Suzuki’ saudara Wiyogo Salim untuk penerbitannya.
Pembuatan jurnal dilakukan oleh Zainal Arifin beserta dengan Maskota Delfi dan Sidarta Pujiraharjo. Sedangkan urusan pencetakan jurnal diserahkan kepada percetakan di kota Padang. Walaupun jumlah eksemplarnya masih sekitar 100 eksemplar, tetapi jurnal ini cukup memberikan arti kewibawaan sebagai sebuah jurusan yang sudah mandiri.
Selain itu juga Laboratorium Antropologi telah menerbitkan buku berjudul ‘Masyarakat dan Kebudayaan Sukubangsa Mentawai’ karangan Bambang Rudito yang terbit pada tahun 2000 dan buku ‘Laboratorium Antropologi Mentawai’ karangan Sabar seorang sejarawan dari jurusan Sejarah Fakultas Sastra Universitas Andalas. Beberapa kegiatan lainnya juga dilaksanakan di laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ ini, seperti adanya upacara adat Mentawai yang dilaksanakan di Laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ untuk mengesahkan laboratorium ini dan dalam kegiatan ini sumbangan diberikan oleh salah seorang alumni Antropologi yng bekerja sebagai pemilik toko cinderamata Sartika di kota Padang yang bernama Drs. Zulkifli. Beberapa diskusi ilmiah yang dilakukan oleh mahasiswa dan juga beberapa alumni mahasiswa Antropologi yang telah bekerja di lembaga-lembaga swadaya masyarakat juga menyemarakkan kegiatan dari Laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ ini.
Kegiatan diskusi oleh mahasiswa dilakukan oleh seorang mahasiswa yang melakukan penelitian di masyarakat Mentawai dan juga penelitian mahasiswa di masyarakat Talang Mamak atas biaya dari Laboratorium Antropologi ‘Mentawai’. Kemudian ceritera tentang pengalaman bekerja sebagai lulusan antropologi dilakukan oleh Drs. Adam yang dengan pengalamannya bekerja di beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat, kemudian saudara Imam Suyudi, S.Sos dan saudara Eko S.Sos dari World Wild Fund yang berlokasi di propinsi Bengkulu. Semua kegiatan ini dilakukan dan diselenggarakan oleh Laboratorium Antropologi pada tahun 1999.
Sesuai perkembangannya, laboratorium Antropologi ini juga menginisiasi pembuatan buletin yang dikelola oleh mahasiswa Antropologi dengan judul Antro Aktif yang terbit secara bulanan. Kegiatan antara mahasiswa dan juga pengajar ini dalam penulisan ilmiah dalam bentuk jurnal dan buletin memberikan nuansa yang baik dalam hubungan antara mahasiswa dan pengajar.
Kegiatan lainnya dari adanya laboratorium Antropologi ini adalah bekerja sama dengan museum propinsi Sumatera Barat ‘Adityawarman’ dengan cara melakukan pengkajian atau workshop mengenai masyarakat Mentawai dan juga pameran dengan meminjamkan barang-barang milik laboratorium Antropologi untuk dipamerkan di museum. Barang-barang tersebut tersimpan di museum ‘Adityawarman’ sampai sekarang. Hal ini dikarenakan di museum akan mendapatkan perawatan yang baik, sementara bila diletakkan di ruang laboratorium Antropologi, dikawatirkan akan rusak karena barang-barang tersebut sebagian besar terbuat dari kayu dan mudah lapuk.
Kegiatan lainnya dari laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ ketika belum berubah nama menjadi Laboratorium Antropologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas adalah melakukan kerjasama dengan laboratorium Biologi dalam hal ini Botani dari jurusan Biologi Fakultas Matematik dan Ilmu Pasti. Dalam kerjasama tersebut diharapkan mahasiswa antropologi dapat belajar untuk mengawetkan benda-benda biologi seperti daun-daun, dan mahasiswa biologi dapat belajar tentang cara pendekatan kepada masyarakat untuk meneliti tentang kearifan lokal berkenaan dengan pengobatan tradisional beserta dengan deskripsi tentang penggunaannya. Kerjasama pertama adalah menginventarisasi daun-daun di Masyarakat Mentawai yang digunakan untuk upacara dan pengobatan. Dalam pengembangan dua laboratorium tersebut juga diusahakan untuk mengembangkan laboratorium bersama yang dinamakan etnobotani yang sampai sekarang belum terbentuk.
Kerjasama tersebut dilakukan pada dasarnya dimulai secara informal antara Drs. Bambang rudito, Msi sebagai kepala laboratorium Antropologi ‘Mentawai’ Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik dengan Drs. Rusdi kepala laboratorium Biologi Fakultas Matematik dan Ilmu Pengetahuan Alam serta diketahui oleh Prof. Dr. Marlis Rahman, MSc. yang ketika itu menjabat sebagai rektor Universitas Andalas. Kerjasama ini sudah dimulai dengan pelatihan mahasiswa Antropologi untuk cara-cara pengumpulan daun-daun yang kemudian ditindak lanjuti dengan pergi ke Mentawai dalam rangka mengumpulkan daun-daun serta mendeskripsikan daun-daun secara sukubangsa dan kegunaan daun-daun dalam masyarakat Mentawai. Hasilnya kemudian diserahkan ke laboratorum Biologi untuk diketahui kandungan dari daun-daun tersebut dan diinventarisasi sekaligus fungsi dari daun-daun tersebut oleh masyarakat Mentawai.
di 11.45 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 1 komentar
Senin, 27 Agustus 2007
Profil Jurusan Antropologi FISIP Unand
Jurusan antropologi merupakan sebuah komuniti sekaligus juga sebagai Antropologi yang mempunyai jatidiri tersendiri yang didasari pada budaya yang telah melekat di dalam aturan yang berkembang di jurusan antropologi itu sendiri. Sebagai sebuah komuniti, jurusan antropologi mempunyai pranata-pranata sosial yang mengatur anggota-anggotanya dalam bertindak dan bertingkah laku dalam berhubungan sosial antar sesamanya dan antar komuniti yang berbeda. Pranata-pranata sosial yang bersangkutan seperti pranata kesehatan, pranata politik, pranata pendidikan, dst. Yang masing-masing komuniti akan mempunyai perbedaan dalam pengaturannya. Ciri atau jatidiri dari anggota komuniti antropologi akan tampak jelas dalam bentuknya ketika berinteraksi dengan orang lain dari komuniti yang berbeda, begitu juga dengan benda-benda sebagai hasil budaya dari komuniti antropologi yang bersangkutan seperti pengetahuan tentang penataan ruang, hasil yang diwujudkan dan juga model aturan yang ada.
Tulisan ini pada dasarnya ditujukan untuk kita semua dalam melihat perkembangan jurusan antropologi beserta ilmu antropologinya di daerah Sumatera Barat umumnya dan di kota Padang khususnya. Banyak sudah rekan-rekan yang dihasilkan dari jurusan antropologi ini, dan juga banyak sudah rekan-rekan yang nyata-nyata berperan di propinsi Sumatera Barat dengan menyandang gelar sarjana antropologi yang diperolehnya dari jurusan ini, dan sudah banyak juga beberapa program pemerintah daerah Sumatera Barat yang berjalan dengan keterlibatan ilmu Antropologi.
Jurusan Antropologi berada di Lantai I Dekanat FISIP UNAND dengan berbagai fasilitas ruangan yang cukup besar dan sarana yang memadai untuk kelangsungan administrasi dan perkuliahan. Fasilitas yang ada tersebut adalah ruangan Ketua Jurusan dan Sekretaris jurusan, ruangan diskusi dan peralatan komputer sebanyak 2 buah dengan kondisi sangat baik.
Dalam pengembangan strategi ini yang diperhatikan dalam komuniti adalah:
1. Golongan anggota komuniti yang masih mengenal, memahami dan melaksanakan nilai-nilai jurusan Antropologi. Dalam konteks ini, komuniti pada dasarnya terbagi dalam dua bagian besar yaitu para pensiunan dan pegawai yang masih berkarya yang mengacu pada bentuk-bentuk lingkungan yang mempengaruhinya. Sehingga dengan demikian, anggota komuniti ini akan menjadi suatu obyek serta subyek yang menjadi dasar bagi pemahaman nilai-nilai budaya yang ada.
2. Dukungan dalam mewujudkan nilai-nilai yang telah diterima oleh anggota komuniti yang aktif. Disini, dukungan yang dimaksud adalah adanya sarana, baik sosial maupun fisik dimana perwujudan dari nilai-nilai budaya tersebut dapat diinternalisasikan dan diwujudkan dalam bentuk tingkah laku
3. Keterlibatan seluruh anggota komuniti (pengajar dan mahasiswa) dalam penanaman nilai-nilai. Disini yang dimaksud adalah individu-individu yang terikat dengan status dan peran yang ada dalam jurusan Antropologi keterkaitannya dengan pranata sosial apa yang dapat dijadikan sarana dalam menginternalisasi nilai budaya.
4. Anggota komuniti jurusan Antropologi yang mudah menerima pembaharuan. Dalam hal ini anggota komuniti yang terbagi pada usia dan kedudukan (pengajar dan mahasiswa yang terbagi dalam tingkatan mulai belajar) yang berlaku dalam pranata sosial yang berlaku di korporasi, siapa-siapa saja dalam hal ini status dan peran dan dalam status apa anggota komuniti dapat menerima internalisasi nilai budaya yang berlaku di korporasi.
B. Pengembangan metodologi dan instrumen, metodologi dan instrumen terkait dengan perangkat yang dipakai serta urutan tindakan yang dilakukan dalam rangka proses perwujudan tindakan budaya berdasarkan nilai budaya yang dianut oleh jurusan Antropologi. Cara-cara yang ditempuh oleh anggota komuniti jurusan Antropologi dalam menerapkan nilai budaya pada tindakan individunya akan berbeda antara satu jurusan Antropologi dengan lainnya dan ini tergantung pada pranata yang dipunyai oleh kebudayaan jurusan Antropologi yang bersangkutan.
1. Cara mengaplikasikan nilai-nilai budaya dalam kehidupan sehari-hari. Disini yang dimaksud adalah apa dan bagaimana cara yang dilakukan oleh anggota komuniti jurusan Antropologi yang bersangkutan dalam mengaplikasikan nilai-nilai budaya yang ada serta dimana diaplikasikan nilai budaya tersebut dalam bentuk tindakan nyata.
2. Peran tokoh dalam komuniti jurusan Antropologi (biasanya seseorang yang dianggap tahu tentang jurusan Antropologi yang bersangkutan dan ini bisa para pensiunan atau juga para pendiri) dalam melestarikan nilai-nilai budaya setempat. Artinya bahwa, siapa yang bertanggung jawab terhadap berjalannya tingkah laku anggota komuniti (pengajar, mahasiswa) sebagai anggota komuniti jurusan Antropologi dalam mengawasi penyimpangan dan pembenaran dari tingkah laku yang ada terhadap nilai budaya yang menjadi pandangan hidup serta keyakinan yang ada.
3. Instrumen yang digunakan untuk melestarikan nilai-nilai budaya jurusan Antropologi setempat. Dalam hal ini yang dimaksud dengan instrumen adalah, pranata apa saja yang bisa dipakai dalam mengelola nilai budaya agar dapat selalu adaptif menanggapi lingkungan yang selalu berubah dan bagaimana cara pranata tersebut mengelolanya yang berupa aturan yang disepakati.
C. Pengembangan Teknik Dan Prosedur
Teknik dan prosedur disini dimaksudkan adalah suatu cara dan urutan tindakan apa saja yang dilakukan dalam mewujudkan nilai budaya untuk menjadi tindakan yang sesuai dengan kebudayaan yang dianut oleh komuniti jurusan Antropologi. Teknik dan prosedur ini menyangkut masalah tindakan manusia yang terikat pada pengetahuan budaya yang dimilikinya.
Cara-cara yang bisa dipakai menganalisa dan memonitor serta mengevaluasi penerapan suatu program dalam aktifitas kegiatan. Teknik yang bisa dipakai dalam menjaring data mengenai kebudayaan harus menggunakan teknik yang menyeluruh dan holistik yang berakar dari keadaan komuniti atau emic. Dengan prosedur yang telah ada dalam studi-studi kualitatif.
Yang diperhatikan dalam usaha pengembangan teknik dan prosedur disini adalah:
Kiat yang Diupayakan untuk Mendukung Pelestarian Nilai Budaya. Yang dimaksud disini adalah usaha atau model pendekatan yang dilakukan oleh komuniti melalui suatu pranata sosialnya dalam mengelola nilai budaya yang sudah ada dan menjaga kemurnian dari nilai budaya yang bersangkutan, termasuk juga sanksi-sanksi yang diberikan apabila melanggar aturan yang ada dalam pranata sosial yang bersangkutan.
Cara Meneruskan Budaya Pada anggota komuniti yang baru. Ini menyangkut suatu teknik tertentu yang biasanya dipakai oleh anggota komuniti dalam memberikan internalisasi budaya kepada anggota baru berikutnya. Ini bisa menyangkut masalah pranata sosial yang berlaku dan bisa juga menyangkut tokoh-tokoh atau peran yang bisa dipakai dalam meneruskan proses internalisasi nilai budaya kepada generasi baru atau mahasiswa dan pengajar baru.
D. Sosialisasi Dan Pembelajaran
Sosialisasi disini adalah suatu proses untuk belajar berperan bagi individu dalam suatu komuniti jurusan Antropologi dengan kebudayaan tertentu, dan ini menyangkut beberapa sarana yang dipakai sebagai sosialisasi yang terdiri dari: para pendiri dan pensiunan; teman sekerja satu bidang pekerjaan; pendidikan atau pelatihan; jurnal atau media yang diterbitkan dan komuniti jurusan Antropologi itu sendiri.
Sehingga dengan demikian sosialisasi dan pembelajaran dalam hal ini sangat berbeda dengan proses lainnya yang telah disebut di atas. Untuk melihat sosialisasi yang dilakukan oleh suatu komuniti jurusan Antropologi dalam mengapresiasikan budayanya akan melalui beberapa cara yang terdiri dari:
Usaha Sosialisasi dan Pembelajaran Nilai Budaya pada anggota baru. Yang dimaksud dengan usaha sosialisasi dan pembelajaran disini adalah apa saja usaha-usaha yang dilakukan berkenaan dengan proses belajar berperannya anggota komuniti jurusan Antropologi, seperti bagaimana seseorang dapat mengajarkan nilai-nilai budaya yang ada dan melalui sarana apa saja yang bisa dipakai dalam usaha tersebut.
Pemahaman dan Penghargaan Terhadap Usaha Sosialisasi. Yang dimaksud disini adalah bagaimana memelihara pranata sosial yang telah dapat berperan dalam menginternalisasikan nilai-nilai budaya yang ada, dan bagaimana usaha komuniti jurusan Antropologi yang bersangkutan terhadap pranata sosial yang ada tersebut yang dapat dipakai sebagai sarana sosialisasi.
Arena Sosialisasi Nilai Budaya. Yang dimaksud disini adalah arena sosial apa saja yang dapat dipakai dalam proses belajar berperan oleh anggota komuniti korporasi dalam mewujudkan nilai-nilai budaya yang berlaku, dan dalam pranata sosial apa saja arena sosial tersebut dapat terwujud. Ini terikat dengan tempat serta waktu dari bentukkan arena sosial yang ada.
Peran Media Massa dalam Proses Sosialisasi. Bagaimana peran dari jurnal dan media dari jurusan Antropologi yang bersangkutan dalam menyebarkan nilai-nilai budaya yang berlaku, disini yang dimaksud adalah segala macam wahana yang berkenaan dengan penyebaran nilai budaya.
di 15.43 Diposting oleh JURUSAN ANTROPOLOGI 1 komentar