Situs ini diterbitkan dengan tujuan mengkomunikasikan keberadaan Jurusan Antropologi FISIP Universitas Andalas, sekaligus memberikan informasi-informasi terbaru (up to date) kepada para mahasiswa dan alumni. Situs ini menerima sumbangan informasi mengenai lowongan kerja bagi para lulusan Antropologi dari para alumni yang telah bekerja di berbagai instansi/lembaga dan berupa kritik/saran demi perbaikan situs ini. Semua informasi diharapkan dapat ditulis di ruang diskusi dan atau diemailkan di Jurnal_laborantrop@yahoo.co.id.

Rabu, 28 Mei 2008

pikir dan tulis

Nah, lho : Bisa, kan?
Ada banyak orang berpikir, namun tidak banyak yang mampu dan sempat menuliskannya. Kadang dalam bicara dan berdiskusi, apa saja bisa mengalir deras dari mulut kita. Bahkan tak jarang kita kekurangan waktu untuk meneruskannya. Sehingga orang cenderung senang beretorika daripada berteori atau menyampaikan sesuatu dalam tulisan.
Ketika akan menulis sering kita berpikir dari mana harus memulainya. Namun ketika bicara atau pembicaraan yang sering kita lakukan, bisa mengalir begitu saja tanpa harus ada mukadimah. Nah, bagaimana cara menuliskan setiap apa yang kita pikir dan bicarakan? Tulis saja, begitu praktisi penulisan menyuruhnya. Menulis ya menulis, jangan takut untuk menuangkan apa yang ada dalam pikiran untuk menjadikannya sebuah tulisan. Terlepas dari hasil baik buruknya, yang penting tulis!
Kualitas tulisan bukan ditentukan dari siapa yang menulis, namun dari proses apa dan bagaimana dia menulisnya. Hasil terbaik, biarlah pembaca yang menilainya. Baik buruk pun, serahkan pada mereka. Tugas penulis hanyalah menulis dan menuangkan apa yang dipikirkan dalam bentuk sajian tulisan, bagaimana pun modelnya.
Ada berbagai cara orang menuangkan ide, pikiran dan imajinasinya dalam bentuk tulisan. Baik dalam penulisan fiksi atau non fiksi, semua bisa dilakukan. Tergantung pada bagaimana dia meramu dan menjadikannya sebuah sajian yang enak di baca. Paling tidak, untuk dirinya sendiri. Kemampuan menulis dan meramunya menjadi sebuah alat yang efektif untuk mempengaruhi orang tentu membutuhkan jam terbang yang tidak sedikit.
Tuliskan apa yang anda pikirkan, jangan pikirkan apa yang akan anda tuliskan- demikian sebagian penulis memotivasi para pemula. Biarkan mata pikir dan mata baca anda yang menentukan tata bahasa dan estetikanya. Jadikan, karya tulis anda sebagai alat penyampai mata pikir dan mata hati anda. Layaknya sebuah diary atau catatan harian. Modelnya terserah anda. Mau puitis seperti Kahlil Gibran, mau provokatif seperti Widji Tukul, atau mau seperti Tan Malaka yang inspiratif. Silahkan!
Boleh, boleh saja anda menggunakan dan mengutip tulisan termasuk pikiran orang lain untuk memancing imajinasi dan inspirasi penulisan anda. Namun, ada baiknya tetap yang anda tulis adalah buah pikiran anda, dong. Saya termasuk orang yang mudah terpengaruh dan terpancing dalam mendengar dan melihat 'kehebatan' orang. Namun, sangat sombong dan angkuh untuk mengutip tulisan orang. Walau kadang saya berpikir pasti akan ada kemiripan yang akan terpampang dalam setiap tulisan saya. Toh, pada dasarnya apa yang menjadi ide dan pikiran manusia menurut saya mirip semua. Hanya cara dan kemampuan serta kesempatan menyampaikannya saja yang berbeda-beda. Begitu cara saya, memaafkan kepemulaan saya. Sombong dikit, gak apa lah....
Nah, tunggu apa lagi....
Jakarta, 27 Mei 2008